Majene – Semangat Gerakan Sulbar Mandarras yang digagas Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, kian hidup dalam Festival Literasi Assamalewuang. Gerakan ini mendorong masyarakat Mandar untuk membangun daerah melalui budaya baca, menulis, dan berbagi pengetahuan.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Majene menggelar festival ini di Boyang Assamalewuang, Sabtu 4 Oktober 2025. Bupati Majene Andi Achmad Sukri bersama Wakil Bupati Andi Rita Mariani membuka acara secara resmi dan mengajak masyarakat menjadikan literasi sebagai gaya hidup.
Dialog bertema “Literasi dari Mandar ke Indonesia” menghadirkan para tokoh nasional dan daerah yang memberi inspirasi, di antaranya Kang Maman Suherman, Prof. Dr. Farida Aryani, M.Pd., Opi Muis Mandra, serta Mustari Mula, S.Sos., M.A.P., Kepala Dinas Perpusip Sulbar.
Diskusi berjalan hangat dan produktif. Mustari Mula menilai, para narasumber memberi banyak masukan berharga untuk memperkuat arah Gerakan Sulbar Mandarras.
“Peserta tidak hanya berbicara konsep, tapi juga memberi gagasan konkret tentang rencana aksi, kolaborasi, dan cara mengukur hasil gerakan,” ujarnya.
Pesan paling kuat muncul dari Kang Maman Suherman, yang menekankan pentingnya tindakan nyata. “Gerakan literasi bukan soal diksi atau regulasi, tapi tentang aksi yang menyentuh masyarakat,” katanya penuh semangat. Kalimat itu menjadi pengingat agar literasi tidak berhenti di wacana.
Festival ini juga menampilkan berbagai kegiatan menarik: Anugerah Literasi untuk para penggiat, Jalan Santai Literasi, serta Bazar dan Pameran UMKM. Rangkaian kegiatan tersebut memperkuat peran perpustakaan sebagai ruang publik inklusif dan penggerak ekonomi kreatif lokal.
Melalui festival ini, gema Sulbar Mandarras tidak sekadar terdengar, tetapi tumbuh menjadi aksi kolektif yang menyatukan pegiat literasi, pemerintah, dan masyarakat untuk memajukan Tanah Mandar serta Sulawesi Barat menuju masa depan yang lebih cerdas dan berdaya. (Rls)
